Jumat, 24 Agustus 2012

MANAGING PROFESSIONAL INTELLECTUAL (Making the Most of the Best)


Di era pengetahuan, kesuksesan organisasi atau perusahaan tidak ditentukan lagi oleh assets  yang bersifat phisik seperti gedung, mesin, kendaraan dan lainnya.  Kesuksesan organisasi lebih ditentukan oleh kemampuan intelektual dan sistem.

Ketrampilan eksekutif yang amat dibutuhkan pada saat ini ialah kemampuan mendayagunakan pemikiran manusia menjadi produk dan servis yang berguna.  Ironi bahwa pada masa yang memuja intellectual capital, kreativitas, inovasi dan organisasi belajar (learning organization), manajemen atas pemikiran professional kurang diperhatikan.

Salah satu kenyataan ialah walaupun disadari pemikiran professional itu penting, tidak banyak yang mendalami definisi pemikiran professional.  James Brian Quinn dalam tulisan MANAGING PROFESSIONAL INTELLECT: Making the Most of the Best, pengetahuan professionalisme bisa dibagi menjadi empat jenis atau tingkatan, yaitu:

  • Cognitive knowledge –know what– adalah pengetahuan hasil pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas.  Pada tahap ini seseorang tahu alat apa yang harus dipergunakan dalam kondisi apa.  Mempergunakan seorang juru masak sebagai contoh, maka juru masak harus tahu semua peralatan dapur, bahan, resep, dan apa yang harus dilakukan sesuai teori masak
  •  Advanced Skill –know-how—  adalah ketrampilan untuk eksekusi.  Pada tingkatan ini juru masak mampu mempraktekkan pengetahuan teori buku menjadi makanan yang enak dan baik.  Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi, mengganti suatu bahan dengan bahan lain jika terpaksa termasuk kelompok ini.
  • System Understanding –know-why—  adalah pengetahuan mengenai hubungan sebab akibat antara berbagai proses kerja dan hasil.  Ini memberikan nilai yang luar biasa, karena bisa mengulang sukses.  Dalam contoh juru masak, maka harus dikuasai pengetahuan mengenai sebab akibat dari berbagai makanan dan minuman.  Termasuk dalam hal ini ialah makanan apa yang disajikan lebih dulu, minuman apa yang sesuai, cara dan waktu penyajian dan lainnya.  Dalam tahap ini, juru masak akan dapat menyajikan yang terbaik untuk satu orang maupun untuk pesta yang melibatkan beberapa orang.  Untuk pesta yang lebih besar maka harus ada pembagian tugas dan koordinasi dengan beberapa juru masak lain
  • Self Motivated Creativity—care-why—  terdiri dari kemauan, motivasi, kemampuan adaptasi untuk sukses.  Dalam tahap ini professional akan termotivasi untuk terus belajar –sharpen the saw, istilah dari Steven Covey--.  Juru masak di level ini akan tertarik akan hal-hal kecil seperti bagaimana meracik saos atau sambel yang baru dikenal.  Seorang juru masak di tengah-tengah Jepang tertarik ‘meniru’ sambal terasi dengan memakai bahan-bahan asli Jepang.
Tiga level pertama dari pengetahuan professional adalah produk atau ada di dalam sistem, database, dan teknologi operasional.  Level yang keempat berurusan dengan budaya berprestasi.

Dalam praktek sehari-hari, professional sering dituntut untuk kesempurnaan bukan kreativitas.  Professional seperti akuntan, tukang bedah, dokter dituntut bekerja untuk kesempurnaan dengan sedikit kreativitas. 

Di perusahaan-perusahaan terbaik, peningkatan professionalisme dipacu dengan menaikkan tantangan pekerjaan atau dikenal dengan ‘stretch goals’. HP menaikkan target pendapatannya 50% per tahun, Intel melipat-duakan jumlah produksi chips setahu, Motorola menjadi pelopor praktek Six Sigma.  Praktek yang lain ialah mempraktekkan evaluasi dan keteraturan.  Kompetisi internal sangat dianjurkan, dengan hasil yang jelas.  Sepuluh prosen staff Andersen Consulting dipastikan menjadi partner dalam waktu 5 tahun, sebaliknya setiap tahun lima prosen staff yang prestasinya terbawah dipaksa keluar Microsoft.

Meningkatkan nilai pengetahuan eksekutif agar memberikan manfaat lebih banyak memang tidak mudah.  Sebagai contoh satu orang pilot hanya bisa menerbangkan satu pesawat pada waktu yang sama, satu dokter untuk satu pasien, bahkan seorang juru masakpun dibatasi hanya bisa membuat beberapa sajian makanan pada satu waktu.  Yang selama ini diusahakan hanyalah dilatih untuk bisa bekerja makin cepat, dan memperbanyak tenaga yang mendukung –supporting staff atau juga associate—

Pendekatan terbaru mempergunakan teknologi dan praktek manajemen baru, dipraktekkan oleh Merrill Lynch, Andersen Worldwide dan NovaCare.  Dengan menggabungkan software, sistem insentif dan disain organisasi yang tepat, pengetahuan professional bisa ditingkatkan nilainya.
Di Merrill Lynch, dibuat sistem untuk:

  •   ‘Menangkap’ dan menyimpan kemampuan menyelesaikan masalah professional ke dalam sistem dan software
  •  Menyediakan informasi relevan dan semua model analisa data, model pengambilan keputusan dan rekomendasi dimasukkan kedalam sistem
  •  Menyediakan beberapa tenaga ahli spesialis dikantor pusat meningkatkan kemampuan analisa dan kemampuan pengambilan keputusan dengan terus aktif berinteraksi dengan seluruh ahli yang ada, melalui jaringan sistem komputer
  • Memungkinkan pelanggan, analis, broker, analis spesialis, pengambil keputusan terhubung menjadi satu melalui sistem komputer..  Setiap orang yang mendapat otorisasi dapat memanfaatkan kumpulan ‘pengalaman’ dan informasi yang ada
Pada kesempatan yang sama, sistem juga membantu broker belajar dengan cepat, broker baru tampil seperti expert, mengurangi kesalahan perhitungan dan pengetikan, dan menyediakan informasi dari sistem dapat berfungsi sebagai materi untuk penilaian kinerja dan imbalan. 
Nilai dari sistem amat ditentukan oleh jumlah orang yang memakai jaringan X nilai informasi yang didapat, meningkatkan level dari know-why menjadi care-why.  Untuk mendorong budaya sharing diperkenalkan kompetisi diantara professional untuk berbagi.  Semua kegiatan dicatat oleh sistem dan dilaporkan.  Electronic bulletin board juga berfungsi sebagai forum tanya jawab.  Info detail mengenai aktivitas di jaringan menjadi pertimbangan dalam promosi dan penilaian kompensasi.  Senior partner juga mengajukan pertanyaan yang harus segera dijawab ‘by 10’.

Struktur organisasi yang sesuai ialah organisasi terbalik, reversed organization.  Dalam organisasi tersebut professional (tenaga ahli) memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan, staff pendukung mengusahakan semua fasilitas, informasi, administrasi dan lainnya supaya tenaga ahli dapat berperan optimal, dan CEO mendukung semua sumber daya yang dibutuhkan.  terutama kalau ada masalah yang tidak bisa diselesaikan

Untuk tugas yang benar-benar rumit disarankan untuk membentuk jaringan (web) yang terdiri dari 8 hingga 10 tenaga ahli.  Setiap web untuk suatu pekerjaan yang khusus bisa dikoordinasi oleh manager hubungan pelanggan (client relation manager).  Dalam penilaian kinerja, seseorang dinilai oleh semua orang yang pernah bekerja sama dengan dia.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ialah:

  •   komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi sama pentingnya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing center of excellence
  • banyak yang harus dilakukan untuk menaikkan pengetahuan professional melalui proses penerimaan (recriutment), training dan program motivasi
  •  tiap perusahaan adalah unik, tidak ada satu pendekatan terbaik untuk semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar